Kasus Diabetes Meroket karena Kebiasaan Mengonsumsi Minuman Manis di Indonesia

ilustrasi-minuman-manis

Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya kasus diabetes di Indonesia. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat kelima di dunia dengan jumlah kasus diabetes mencapai 19,5 juta. Salah satu penyebab utama di balik angka ini adalah kegemaran warga Indonesia dalam mengonsumsi minuman manis.

Dalam sebuah acara Diseminasi Riset Dampak Kesehatan dan Ekonomi Cukai Minuman Berpemanis (MBDK), Prof Dante menjelaskan bahwa konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan telah terbukti meningkatkan risiko penyakit diabetes, hipertensi, dan penyakit tak menular lainnya.

Baca Juga : Obesitas Berpotensi Sulit Hamil, Mitos atau Fakta ya?

Dia menyoroti bahwa pemberlakuan cukai pada minuman manis dalam kemasan bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk menekan angka kasus diabetes di Indonesia. Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian serta keberhasilan pemberlakuan cukai serupa di lebih dari 100 negara.

Prof Dante juga menunjukkan bahwa tingkat konsumsi minuman manis di Indonesia sangat tinggi. Salah satu faktor utamanya adalah ketersediaan minuman manis perancatoto dengan harga yang terjangkau dan akses yang mudah di seluruh negeri.

Melihat data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), rumah tangga di Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 90 triliun untuk minuman manis pada tahun 2022, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya.

Prof Dante berharap penerapan cukai pada minuman manis, yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2024, dapat segera dijalankan. Dia menegaskan bahwa langkah ini merupakan solusi jangka panjang untuk menangani masalah diabetes yang tinggi di Indonesia, dengan harapan akan membawa perubahan positif dalam jangka panjang bagi kesehatan masyarakat.

Sumber : DetikJabar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *