Indonesia Menduduki Posisi Ke-5 dengan Tingkat Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia

Diabetes

Prevalensi diabetes di Indonesia mencapai angka yang signifikan dibandingkan dengan banyak negara lainnya. Bahkan, Indonesia berada di peringkat ke-5 di dunia untuk jumlah kasus diabetes.

Menurut data dari International Diabetes Foundation (IDF) tahun 2021, jumlah kasus diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta orang. Indonesia berada di bawah China yang memiliki 140,9 juta kasus, India dengan 74,2 juta, Pakistan dengan 33 juta, dan Amerika Serikat dengan 32,4 juta kasus.

Baca Juga : Kasus Diabetes Meroket karena Kebiasaan Mengonsumsi Minuman Manis di Indonesia

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof Dante Saksono Harbuwono, menyoroti perlunya tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini. Ia memperingatkan bahwa kasus diabetes di Indonesia bisa meningkat secara dramatis jika tidak ditangani dengan cepat.

“Sa’at ini, ada 19,5 juta kasus diabetes dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 28,5 juta pada tahun 2045,” ujar Prof Dante dalam acara Diseminasi Riset Dampak Kesehatan dan Ekonomi Cukai MBDK CISDI, Kamis (7/3/2024).

Data juga menunjukkan bahwa perancatoto Brazil berada di peringkat keenam dengan 15,7 juta kasus dan Meksiko di peringkat ketujuh dengan 14,1 juta kasus.

Prof Dante juga menyoroti tingginya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di Indonesia. Padahal, konsumsi ini merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe dua.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 mencatat bahwa belanja rumah tangga untuk MBDK mencapai Rp 90 triliun, meningkat 9 persen dari tahun 2017.

“Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis menyebabkan 184 ribu kematian global, dengan 133 ribu di antaranya disebabkan oleh diabetes,” ungkapnya.

Prof Dante berharap kebijakan cukai MBDK bisa segera diterapkan pada tahun ini sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi diabetes di Indonesia. Lebih dari 100 negara telah menerapkan kebijakan serupa dan terbukti berhasil.

“Pengurangan konsumsi MBDK diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat dalam jangka panjang, mengurangi risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit tidak menular lainnya,” tandasnya.

Sumber : DetikHealth

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *