Mau Ikut ‘Perang Takjil’ Sore Ini? Dengarkan Saran Dokter Agar Terhindar dari Diabetes

momen-berburu-takjil-di-kawasan-ampel-surabaya

Bulan Ramadan sering kali diwarnai oleh tradisi takjil yang menjadi sorotan masyarakat. Fenomena ‘perang takjil’ bahkan menjadi topik yang ramai dibicarakan di berbagai platform media sosial. Dokter ahli penyakit dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, menegaskan bahwa takjil merupakan bagian dari budaya yang positif bagi masyarakat. Namun, ia juga memberikan peringatan agar masyarakat tetap memperhatikan jumlah takjil yang dikonsumsi, terutama yang manis-manis.

Pengonsumsian berlebihan makanan atau minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas.

Baca Juga : Ditemukan Melalui Penelitian, Minuman Sehat Ini Direkomendasikan untuk Penderita Diabetes

Kunjungi : perancatoto

“Yang penting adalah jumlahnya. Takjil memang mencerminkan keanekaragaman budaya makanan lokal, ini sangat baik, namun kita harus berhati-hati dan tidak berlebihan dalam mengonsumsinya,” kata dr. Rudy dalam acara Beat Diabetes Tropicana Slim, Sabtu (23/4/2024).

“Kadang-kadang kita tidak menyadarinya selama bulan Ramadan. Namun, ketika lebaran tiba, hasil pemeriksaan medis menunjukkan kadar gula darah yang tinggi, hal ini tentu tidak diinginkan,” tambahnya.

dr. Rudy menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa sebenarnya disarankan. Setelah berpuasa sepanjang hari, kadar gula darah biasanya rendah.

Namun, konsumsi makanan manis yang berlebihan dapat mengakibatkan kadar gula darah melonjak melebihi batas normal. Masalah timbul ketika konsumsi makanan manis tersebut tidak terkontrol.

“Namun sayangnya, banyak yang keliru dalam hal ini dan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Kita harus bijak dalam memilih dan mengonsumsi makanan manis agar tidak berlebihan,” ungkapnya.

Apa saja gejala hiperglikemia, yaitu ketika kadar gula darah terlalu tinggi? dr. Rudy menyebutkan gejala yang mungkin muncul antara lain pusing, sering merasa haus, dan sering buang air kecil.

“Gejala ini memang bisa dialami oleh siapa saja, namun risiko terjadinya pada penderita diabetes lebih tinggi,” jelasnya.

“Sebaliknya, hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan berdebar-debar atau keringat dingin,” tambahnya.

Sumber : DetikHealth

Kunjungi : perancatoto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *